Kamis, 29 Januari 2015

PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PUNGUTAN NEGARA
DALAM RANGKA IMPOR
(20150129)

JENIS PENERIMAAN YANG DIKELOLA DJBC
  1. Penerimaan dalam rangka impor (PDRI)
    1. Bea Masuk
                                                     i.     Anti Dumping
Dikenakan terhadap barang impor yang harga ekspor dari barag tsb lebih rendah dari nilai normalnya
BESAR :
Maksimal sebesar SelisiH antara nilai normal dengna harga ekspor barang tsb.
                                                   ii.     Imbalan
Pemerintah Negara pengekspor mensubsidi suatu barang untuk dijual ke Indonesia.
Dikenakan terhadap barang impor dalam hal ditemukan adanya subsidi yang diberikan di Negara pengekspor. Sehingga :
a.      menyebabkan kerugian thd industri DN yang memproduksi barang sejenis ,
b.      mengancam terjadinya kerugian thd ndustri DN yang memproduksi barang sejenis,
c.       menghalangi pengembangan industri barang sejenis.
BESAR :
Sebesar pengurangan harga normal di Negara pengekspor dikurangkan dengan nilai yang dimasukan ke dalam daerah pabean.

Atau dalam definisinya adalah : Maksimal sebesar selisih antara nilai subsidi dengan biaya permohonan, tanggungan atau pungutan lain yang dikeluarkan untuk memperoleh subsidi dan atau pungutan yang dikenakan pada saat ekspor untuk mengganti subsidi yang diberikan.
                                                  iii.     Tindakan Pengamamanan
Dikenakan terhadap barang impor dalam hal tdp lonjakan barang impor baik secara absolute maupun relative thd barang produksi DN yang sejenis atau barang yang secara langsung bersaing dan lonjakan barang impor tsb, sehingga:
·        Menyebabkan kerugian serisu terhadap industri DN yang memproduksi barang sejenis
·        Mengancam terjadinya kerugian serius terhadap industri DN yang memproduksi barang sejenis.
BESAR :
Maksimal sebesar jumlah yang dbutuhkan untuk mengatasi kerugian serius atau mencegah ancaman kerugian serius
CONTOH BARANG:
Keramik Tableware pada tahun 2006-2009
                                                  iv.     Pembalasan :
Contoh : Dikenakan terhadap barang impor yang berasal dari Negara yang memperlakukan barang ekspor Indonesia secara diskriminatif.
CONTOH BARANG:
Uncoated Writing & Printing paper dari finlandia, India ,korea, Malaysia
Tepung gandung dari UEA
    1. Denda Adm
    2. Bunga atas BM dan Bunga atas Denda Adm
    3. PPN Impor
    4. PPH pasal 22 Impor
    5. PPn BM Impor
    6. Bunga Atas PPN
    7. Cukai atas BKC Impor
Penerimaan kepabeanan dalam rangka impor (A-G)
Penerimaan Dalam rangka impor (A-F)
  1. Penerimaan dalam rangka eskpor
    1. Bea Keluar
    2. Denda Adm Bea Keluar
Harus diselesaikan dalam waktu 30 hari
    1. Bunga Atas Bea Keluar
Harus diselesaikan dalam waktu 60 hari.
    1. Bunga atas Denda Adm Bea Keluar
Besarnya adalah 2% per bulan dan kelebihan hari dalam satu bulan dihitung merupakan bagian dari 1 bulan.
    1. Bunga Atas Denda Adm Ekspor Selain Bea Keluar
Besarnya adalah 2% per bulan dan kelebihan hari dalam satu bulan dihitung merupakan bagian dari 1 bulan.
    1. Denda Adm Ekspor Selain bea Keluar
Besarnya adalah 2% per bulan dan kelebihan hari dalam satu bulan dihitung merupakan bagian dari 1 bulan.

PNBP (Penerimaan Negara Bukan Pajak)=> Sudah banyak yang dihapuskan baik dalam rangka impor dan ekspor.

Denda administrasi atas pengangkutan barang ttt, adalah barang yang ditetapkan oleh sintansi teknis terkait sebagai barang yang pengangkutannya didalam daerah pabean harus diawasi. Biasanya selalu barang yang dikirimkan melalui laut antar daerah pabean, seperti minyak bumi, nikel dsb. Dimana SKP nya diberikan oleh menkeu, kepada bea cukai.

PERHITUNGAN BEA MASUK
1)      Sistem Advolorum / Prosentase => NP/CIF x Tarif Bea Masuk
2)      Sistem Adnaturum / Spesifik  => Satuan/unit x Tarif Bea Masuk
Contoh Beras, Gula, film Cinema, MMEA.

PERHITUNGAN FREIGHT DAN ASURANSI (Dengan asumsi nilainya belum termasuk nilai pabean)
PERHITUNGAN FREIGHT ADALAH :
1)      Melalui Laut
i.        5% x FOB untuk barang asean
ii.      10% x FOB untuk ASIA non Asean
iii.     15% x fob untuk Negara lainnya

2)      Melalui Udara: Ditentukan berdasarkan tariff IATA

PERHITUNGAN ASURANSI ADALAH :
0.5% x Nilai Cost and Freight

NILAI DASAR PERHITUNGAN BEA MASUK (NDPBM)
  1. PIB BAYAR, PIB BERKALA(adalah PIB yang dibuat di akhir bulan untuk yang bukan Mita prioritas dan non prioritas.) atau PIB PENYELESAIAN EX FASILITAS BEBAS (SKP BEBASnya ditolak, sehingga dibuat baru untuk melakukan penyelesaian PIB)=
=> berlaku pada saat pembayaran
  1. PIB dengan penyerahan JAMINAN
=> Saat diserahkan jaminan
  1. PIB PEMBEBASAN atau PIB BAYAR BERKALA
PIB Bayar Berkala dibagi Menjadi :
    1. Untuk importir MITA Prioritas  => NDPBM nya adalah dari kegiatan dari PIB yang berkala (Tanggal PIB PIB Berkala) dimana paling lambat dibayar akhir bulan berikutnya setelah tanggal importasi.
Contoh Importasi tanggal 2,5,7,9,11 januari lalu dibayarkan PIB :
a.      Tanggal 11 Feb => maka NDPBM nya adalah penambahan dari tanggal 2,5,7,9, dan 11 di tanggal januari itu.
b.      Tanggal 28 Feb (Akhir Bulan_ => maka NDPBM nya adalah penambahan dari tanggal 2,5,7,9,11 di tanggal januari itu.
    1. Dan Importir yang mendapat fasilitas PIB Berkala
Tidak berlaku untuk point ini.
=> Saat PIB mendapat Nomor Pendaftaran (NOPEN)

PEMBULATAN BM , CUKAI DAN PDRI
a)      BM, Cukai dan PDRI dihitung untuk setiap Jenis Barang
b)      Setelah dihitung per jenis barang => BM , Cukai dan PDRI dibulatkan dalam ribuan Rupiah penuh Untuk Satu PIB.

CONTOH MENGHITUNG BEA MASUK
Mesin tik portable nilai total CIF USD 5.000 BM. 15% NDPBM USD 1.00 = Rp. 9000
1 X USD 5.000 X 9000 X 15%
= Rp. 45 Juta x 15%
= Rp.  6.750.000

Diimpor dari Thailand 10 Ton beras dengan nilai total CIF UD 3.000
BM Rp. 430
= 10 Ton x 1000 Kg
= 10.000 x Rp. 430
= Rp. 4.300.000

PERHITUNGAN CUKAI
Pungutan Cukai = Jumlah Satuan/unit x Tarif Cukai Spesifik BKC
Saat ini , tariff cukai terhadap seluruh enis BKC (Hasil termbakau, mmea dan ea) ditetapkan secara spesifik.

CONTOH PEHRITUNGAN CUKAI.
500 Botol minuman Rum Kadar 45%
Isi tiap botol 600 ml.
Harga CIf per botol USD 8
NDPBM = 10.000

BM Rp. 125.000
=> 500 botol x 600 ml
=> 300.000 ml
=> 300.000 ml / 1000
=> 300 liter
=> 300 liter x Rp. 125.000
=> Rp. 37.500.000

Cukai Rp. 130.000
=> 300 Liter x Rp. 130.000
=> Rp. 39.000.000

PDRI :
PPN = 10% x (Rp. 8 x 500 x 10.000) + (Rp. 37.5 juta ) + (Rp. 39 Juta )
PPN = 10% x 116.500.000
PPN = Rp 11.650.000

PPH 22 = 2,5% x Rp. 116.500.000
PPH 22 = Rp. 2.912.500
PPH 22 Dibulatkan menjadi Rp. 2.913.000

Sehingga Total Pungutan Impor :
BM + BC + PPN + PPH Pasal 22
37.5 Jtua + 39 Jt + 11.650.000 + 2.913.000

SUBJEK PEMBAYARAN
1)      Importir
2)      Pengangkut
3)      Pengusaha TPS
4)      Pengusaha TPB
5)      PPJK
6)      Orang Pribadi

DOKUMEN DASAR PEMBAYARAN
Adalah dokumen yang menjadi dasar dilakukan pembayaran
1)      Inward Manifest (BC.1.1)
2)      PIB (2.0)
3)      PIBK (BC.2.1)
4)      Custom Declaration (BC 2.2)
5)      Fasilitas Kite (BC 2.4)
6)      Fasilitas TPB (BC 2.5)
7)      Pencacahan dan pemeaan kiriman Pos (PPKP)
8)      Buku Pas Barang Litnas Batas (BPBLB)
9)      Surat Penetapan Tarif dan Nilai pabean (SPTNP)
10)   Surat Penetapan Kembali Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPKTNP)
11)   Surat penetapan pabean (SPP) surat penetapan selain tari dan nilai pabean seperti misalnya Pencabutan KITE . Gudan berikat dsb.
12)   Surat penetapan sanksi administrasi
13)   Surat Teguran

Untuk Dokumen Ekspor
1)      SPKBK


Untuk Cukai :
1)      CK 1
2)      Surat Teguran Cukai 1
3)      Surat Pemesanan Pita Cukai

TEMPAT PEMBAYARAN
1)      Bank Devisa Persepeso
2)      Bank Persepsi
3)      Pos Persepsi
4)      Kantor Bea Dan Cukai
5)      Kantor Pos

BUKTI PEMBAYARAN => SSPCP
Dapat digunakan sebagai dasar untuk dimulainya pelayanan kepabeanan dan cukai apbaila telah mendapat
1)      NTB (Bank) atau NTP (Pos) dalam hal pebayaran dilakukan di bank devisa persepsi atau pos persepi dan NTPN apabila telah diinput ke modul MPN
2)      Nomor SSPCP dalam hal pembayaran dilakukan dikantor bead an cukai atau kantor pos

SSPCP sebagaiaman dimaksud pada ayat 1 dibuat dalam rangkap 4 dengan peruntukan sbb :
  • Lembar 1 => Wajib Bayar
  • Lembar 2 => Untuk KPPN dan diteruskan ke kantor bea dan cukai
  • Lembar 3 => Untuk Kantor bea Dan Cukai
  • Lembar 4 => Untuk bank Devisa persepsi, bank persepsi, atau pos persepsi



0 komentar:

Posting Komentar

Masukan Komentar yang sesuai jika tidak, maka akan dianggap spam.