OBJEK PPH PASAL 22
No | Keterangan | Tarif | X .... |
---|---|---|---|
1 | Impor | ||
API | 2,50% | x CIF | |
NON API | 7,50% | x CIF | |
LELANG | 7,50% | x CIF | |
2 | Pembelian Oleh DJPB, Bendahara Pemerintah, BUMN/BUMD | 1,50% | x CIF |
3 | Penjualan Hasil Produksi | ||
Kertas | 0,10% | x DPP PPPN | |
Semen | 0,25% | x DPP PPPN | |
Baja | 0,30% | x DPP PPPN | |
Otomotif | 0,45% | x DPP PPPN | |
4 | Penjualan Hasil Produksi | ||
Bahan Bakar Minyak | |||
Bahan Bakar Gas | |||
Pelumas | |||
5 | Pembelian Bahan Keperluan Industri / Eksopr dari Pedagang Pengumpul | 2,50% | x Harga Pembelian |
6 | Impor | 0,50% | x Nilai Impor |
Kedelai | |||
Gandum | |||
Tepung Terigu | |||
7 | Penjualan : | ||
Pesawat Udara Pribadi - HJ > Rp. 20 M | 5% | x Harga Jual | |
Kapal Pesiar - HJ > Rp 10 M | 5% | x Harga Jual | |
Rumah Beserta Tanah - HJ > Rp 10 M + Luas > 500M2 | 5% | x Harga Jual | |
Kendaraan Bermotor Roda 4 - HJ > 5 M + CC > 3000 | 5% | x Harga Jual | |
8 | Non NPWP Dipotong 100% Lebih Tinggi |
PENGECUALIAN PPH PASAL 22
Nomor | Pengecualian | Keterangan | Instansi |
---|---|---|---|
1 | Impor | Dengan SKB | Dirjen Pajak |
Dengan SKEP | Dirjen Bea dan Cukai | ||
Sementara | |||
Reimpor | |||
2 | Pembelian Barang | ||
O/ Pemerintah | HJ <= Rp. 2 Juta | ||
Gabah / Beras | |||
3 | Pembayaran : | ||
BBM | |||
Listrik | |||
Gas | |||
Air Minum | |||
PDAM | |||
4 | Emas Batangan | Tujuan Ekspor | |
5 | Pencairan Dana JPS |
SAAT TERUTANG DAN PELUNASAN PPH PASAL 22
Nomor | Kegiatan | Saat Terutang | Keterangan |
---|---|---|---|
1 | Impor | Saat Penyelesaian PIB | Jika BM Dibebaskan |
Bersamaan | Saat BM Dibayarkan | ||
2 | Pembelian Barang | Saat Pembayaran | |
3 | Penjualan Hasil Produksi | Saat Penjualan | |
4 | Penjualan Hasil Produksi | Saat SPPB | Impor Kedelai, Gandum, Dsb |
5 | Pembelian Bahan | Saat Pembelian | Bahan Keperluan Industri |
Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 22
- PPh Pasal 22 atas impor barang (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal 22 butir 1) disetor oleh importir dengan menggunakan formulir Surat Setoran Pajak, Cukai dan Pabean (SSPCP). PPh Pasal 22 atas impor barang yang dipungut oleh DJBC harus disetor ke bank devisa, atau bank persepsi, atau bendahara Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dalam jangka waktu 1 (satu) hari setelah pemungutan pajak dan dilaporkan ke KPP secara mingguan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah batas waktu penyetoran pajak berakhir.
- PPh Pasal 22 atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk dan dalam hal Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22 atas impor harus dilunasi saat penyelesaian dokumen pemberitahuan pabean impor. Dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal 20 setelah masa pajak berakhir.
- PPh Pasal 22 atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal 22 butir 2) disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak rekanan ke bank persepsi atau Kantor Pos pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atas penyerahan barang. Pemungut menerbitkan bukti pungutan rangkap tiga, yaitu :
- lembar pertama untuk pembeli;
- lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan ke Kantor Pelayanan Pajak;
- lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang bersangkutan, dan dilaporkan ke KPP paling lambat 14 (empat belas ) hari setelah masa pajak berakhir.
- PPh Pasal 22 atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal 22 butir 3) disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak penjual ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lama tanggal 10 sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Dilaporkan ke KPP paling lambat tanggal 20 setelah masa pajak berakhir.
- PPh Pasal 22 atas pembelian barang (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal 22 butir 4 ) disetor oleh pemungut atas nama dan NPWP Wajib Pajak penjual ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim berikutnya dengan menggunakan formulir SSP dan menyampaikan SPT Masa ke KPP paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir.
- PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal 22 butir 5, dan 7 ) dan hasil penjualan barang sangat mewah (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal 22 butir 8) disetor oleh pemungut atas nama wajib pajak ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan takwim berikutnya dengan menggunakan formulir SSP. Pemungut menyampaikan SPT Masa ke KPP paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah masa pajak berakhir.
- PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi (Lihat Pemungut dan Objek PPh Pasal 22 butir 6) disetor oleh pemungut ke bank persepsi atau Kantor Pos paling lama tanggal 10(sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir. Pemungut wajib menerbitkan bukti pemungutan PPh Ps. 22 rangkap 3 yaitu:
- lembar pertama untuk pembeli;
- lembar kedua sebagai lampiran laporan bulanan kepada Kantor Pelayanan Pajak;
- lembar ketiga untuk arsip Pemungut Pajak yang bersangkutan.
Pelaporan dilakukan dengan cara menyampaikan SPT Masa ke KPP setempat paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.
Dalam hal jatuh tempo penyetoran atau batas akhir pelaporan PPh Pasal 22 bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, penyetoran atau pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Masukan Komentar yang sesuai jika tidak, maka akan dianggap spam.