Beberapa Metode yang ada :
- CUP METHOD. Membandingkan harga produk yang sama, baik kandungan nya , mereknya, sehingga secara garis besar produknya adalah sama featurenya dengan yang dibandingkan. Kapan dapat digunakan :
- Produk yang diproduksi sejenis dengan lokasi yang sejenis. Contoh pabrikan menjual ke independen dan sebagian menjual ke afiliasi. Sehingga dari situ bisa dilihat jika menjual ke afiliasi 100 maka ke independen juga 100. Karena dengan mudah hal ini dapat diverfikasi dengan transaksi yang ada.
- Biasanya digunakan untuk komoditi, karena komoditi tidak peduli dengan merek.
- RESALE PRICE.
- Apakah gross margin yang diambil dari transaksi afiliasi sudah sesuai dengan transaksi yang dilakukan dengan pihak independen.
- Contoh menjual ke independen gross profit 100 maka seharusnya transaksi afiliasi juga harus memiliki gross profit 100.
- Hal yang harus diingat adalah tidak boleh membandingkan dua transaksi afiliasi walaupun produk beda.
- Contoh perusahaan A membeli dari afiliasi pt. B masih dalam group A menjual ke perusahaan C dengan profit 10 (GROUP A)
- Perusahaan E membeli dari D menjual ke konsumen independen (GROUP B)
- COST PLUS METHOD
- Sama dengan resale price => tetapi gross profit dibagi dengan cost of goods sold sedangkan RESALE PRICE adalah gross profit dibagi dengan penjualan.
- Hal ini cocok untuk usaha manufaktur.
- Kenapa metode ini lebih cocok dengan usaha manufaktur ?
- PROFIT SPLIT METHOD
- Sederhananya adalah. Profit split itu adalah penentuan harga wajar menjadi dua bagian. Contoh Pabrikan yang memiliki tim riset yang canggih sehingga dapat menghasilkan produk yang luar biasa. Tetapi pabrikan ini tdak bisa menjual sehingga Perusahaan Pabrikan meminta pertolongan dengan perusahaan Marketing yang dapat memasarkan produk mereka. Sehingga pabrikan yang memiliki riset yang hebat dalam hal ini disebut intangible dengan value yang sulit diukur. Sehingga dengan hal ini kedua Perusahaan yang bekerja sama ini mendapatkan profit 50% selanjutnya adalah bagaimana menentukan => membagi 50% tersebut menjadi bagian perusahaan manufaktur dan marketing. Seperti yang harus diingat adalah Pabrikan telah mengeluarkan biaya riset yang tinggi. Dari sisi marketing juga tidak bisa membandingkan dengan biasa. Sehingga ketika keduanya menimbulkan Intangible assets. Contoh Distributor 7% normal dan Pabrikan 5% seihngga selisih nya adalah 33%. Lalu bandingkan dengan dana yang telah dikeluarkan oleh pihak pabrikan dan berapa biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak marketing. Contoh Pabrikan 100 marketing 50 total 150 sehingga untuk pabirkan 100 / 150 x 33% dan juga untuk marketing adalah 50/150% x 33%.
- Kondisi di indonesia sekarang adalah DJP melakukan Dimmed dengan biaya marketing yang ada karena dianggap ketika satu perusahaan marketing menggunakan biaya marketing telalu besar maka dianggap perusahaan marketing tersebut menimbulkan biaya Intangible assets.
- Ketika dua entitas mengklaim dua intagible asset maka digunakan lah metode ini.
- TNMM (TRANSACTIONAL NET MARGIN METHOD)
- Dengan membandingkan biaya net profit dengan
- Ketika metode lain sulit maka digunakan metode ini.
0 komentar:
Posting Komentar
Masukan Komentar yang sesuai jika tidak, maka akan dianggap spam.