Beberapa Ketentuan :
1.
Mengenai kewajiban pengiriman dokumen elektronik
:
a.
SPT PPH Masa 21 / 26 bila :
i.
Pemotongan lebih dari 20 orang dalam satu masa
pajak.
ii.
SSP yang jumlahnya lebih dari 20 dokumen dalam 1
masa pajak
b.
SPT PPH Masa 23 dan 26 bila menerbitkan bukti
potong lebih dari 20 dan atau , atau jumlah penghasilan bruto yang menjadi dasar
pengenaan pph lebih dari Rp. 100 Juta.
c.
Ketentuan lain :
i.
SPT Masa PPN wajib dokumen elektronik, dan juga
pemungut selain bendaharawan.
ii.
Atau jika sudah pernah menggunakan dokumen
elektronik maak tidak bisa kembali melakukan pelaporan dnegan Manual.
iii.
Menggunakan Jasa Konsultan.
iv.
Laporan keuangannya diaudit oleh akuntan publik.
v.
Atau penentuan langsung oleh DJP
d.
DJP tidak memberikan bukti penerimaan surat jika
satu wp telah diwajibkan menggunakan dokumen elektronik.
2.
Cara penyampaian SPT tidak berubah. Baik melalui
kantor pos, saluran tertentu, ataupun langsung.
3.
Apa saja yang dimaksud dengan saluran tertentu :
a.
Web DJP
b.
Web Penyalur Saluran Elektronik
c.
Saluran Suara Digital yang ditetapkan oleh DJP
untuk WP TTT.
d.
Jaringan Komunikasi data yang terhubung khusus
antara DJP dengan WP.
e.
Saluran lain yang ditetapkan oleh DJP.
4.
Jadi seluruh Wajib Pajak yang telah ditetapkan
untuk menggunakan Dokumen Elektronik, maka wajib melakukanpelaporan dengan
saluran ttt. Sehingga WP yang menggunakan selain saluran ttt maka dianggap
tidak melakukan pelaporan. Dan tolong diingat kewajiban melakukan nya adalah sejak
bulan April 2018.
0 komentar:
Posting Komentar
Masukan Komentar yang sesuai jika tidak, maka akan dianggap spam.